Asal muasal permusuhan setan dengan manusia berawal sejak Adam diciptakan, bahkan sebelum Adam diciptakan. Permusuhan ini diawali dengan permusuhan antara nenek moyang setan yakni Iblis dengan nenek moyang manusia, Nabi Adam. Iblis pada awalnya makhluk yang taat beribadah kepada Allah sebagaimana malaikat. Akan tetapi ia memiliki perangai sombong dan keangkuhan sehingga tidak mau sujud kepada Nabi Adam. Dengan sombong Iblis mengatakan keengganan sujudnya itu:
أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِين Artinya: "Iblis berkata:"Aku lebih baik daripadanya (Adam), Engkau telah menciptakan saya dari api sementara Engkau menciptakannya dari tanah" (QS. Al-Araf 7:12).
Kesombongannya itulah yang menyebabkan Allah mengusir Iblis dari surga serta melaknat dan membencinya sampai hari kiamat kelak. Akan tetapi, sebelum diusir, iblis meminta satu permohonan kepada Allah untuk diijinkan hidup abadi sampai hari Kiamat datang, dan Allah pun mengabulkannya. Oleh karena itu, iblis sampai sekarang masih hidup dan tidak akan mati sebelum Kiamat terjadi. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah:
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَ Artinya: "Iblis berkata:"Tangguhkanlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh"(QS. Al-A'raf: 14-15).
Perbuatan Syetan/ IblisYang Merugikan Manusia
Menjerumuskan Manusiadalamperbuatan Syirik dan Kufur
Syaithan senantiasa mengajak para hamba untuk menyembah selain Allah serta berusaha membuat mereka kufur kepada Allah dan syariat Nya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hasyr ayat 16 berikut ini:
Artinya: "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam" (QS. Al-Hasyr:16).
Menjerumuskan Manusia PadaPerbuatan Dosa Dan Maksiat
Dalam Hal ini Rosulullah Bersabda :
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: "Ingatlah, bahwasannya syaithan sudah putus asa untuk disembah di negeri kalian ini. Akan tetapi kalian akan mentaatinya dalam perbuatan-perbuatan yang oleh kalian sendiri dipandang hina, dan syaithan akan meridhainya" (HR. Turmudzi dalam Shahih Sunannya).
Menghalangi Manusia Untuk Berbuat Kebaikan
Bukan hanya menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa dan durhaka, syaithan juga senantiasa menghalang-halangi manusia dari perbuatan baik dan taat. Dalam sebuah hadits dari Saburah bin Abi Fakih bahwasannya ia mendengar Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya syaithan selalu duduk (menggoda) keturunan Adam di semua sisi dan jalannya. Ia duduk di jalan Islam sambil berkata: "Kamu masuk Islam dan meninggalkan agamamu, agama bapak dan nenek moyangmu, mengapa?" Lalu hamba itu tidak menghiraukannya dan ia tetap masuk Islam. Kemudian syaithan duduk di jalan hijrah sambil berkata: "Mengapa kamu berhijrah segala sementara kamu meninggalkan tanah air dan hartamu?" Hamba itu tidak mempedulikannya, dan ia pun tetap hijarah. Kemudian syaithan duduk di jalan jihad sambil berakata: "Mengapa kamu hendak berjihad segala, padahal dengan demikian kamu akan mengorbankan harta dan nyawa atau kamu akan terbunuh. Mendingan kamu menikah dengan seorang wanita, lalu berbagi harta dengannya?" Hamba tadi tidak memperdulikannya, da ia pun tetap berjihad. Rasulullah bersabda kembali: "Barangsiapa yang melakukan hal demikian, maka Allah berhak untuk memasukkannya ke dalam surga. Barang siapa yang terbunuh (dalam medan perang) atau tenggelam, maka Allah berhak untuk memasukkannya ke dalam surga" (HR. Nasai).
Merusak Ketaatan Iman Kepada Allah
Apabila syaithan tidak dapat menggoda manusia untuk meninggalkan kebaikan dan taat, maka ia tetap akan berusaha menggoda dan menjerumuskan manusia dengan cara merusak ketaatan dan kebaikan tersebut, agar si hamba tidak mendapatkan pahala dari ketaatannya itu. Apabila seseorang melaksanakan shalat, maka syaithan datang membisikkan dan menggodanya dengn cara, menyibukkan dengan berbagai hal, mengingat-ngingat urusan dunia, menghadirkan barang- barang yang hilang sampai membuat orang yang shalat itu ngantuk atau lalai.
Mengganggu Orang Yang Sakaratul Maut
Syaithan memang musuh yang paling nyata. Semua lini dan sisi, ia terus masuki dengan tujuan dapat menjerumuskan manusia ke dalam kedurhakaan.Bukan saja ketika masih hidup, akan tetapi ketika menjelang ajal sekalipun. Ketika manusia sakaratul maut, syaithan masih menggoda dan mengganggu dengan jalan memukul-mukul dan membisikkan hal-hal keduniawian agar orang yang sedang sakaratul maut tadi tidak mengingat Allah lagi. Oleh karena itu, Rasulullah menganjurkan agar orang yang sedang sakaratul maut ditalqin (dibimbing dengan kalimat-kamimat yang baik) sehingga ketika nyawa dan ruhnya lepas, ia senantiasa mengingat kepada Allah.
Masuk KeTubuh Manusia
Selain menyakiti badan, jiwa dan menyertai manusia dalam segala gerak dan langkahnya, setan juga seringkali masuk ke tubuh manusia.Dalam istilah Indonesia sering disebut dengan Kesurupan, dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan Kaasupan Jurig (dalam bahasa arab ashar'u atau lams al-jin).Sehubungan dengan masalah kesurupan ini, Ibnu Taimiyyah dalam bukunya Majmu al-Fatawa (24/276), berkata:"Para ulama ahli sunnah wal jama'ah sepakat, bahwa jin dapat masuk ke dalam tubuh dan badan manusia. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 275 :
artinya:"Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila"(QS. Al-Baqarah: 275)."